Sebelum meninggal Manda berulang kali menampar pipi putri semata wayangnya itu. Bahkan tetangga Manda bercerita, bahwa kejadian seperti itu sudah sering mereka saksikan. Pernah tetangganya mendapati leher Anisa seperti bekas dicekik, tetangganya itu kemudian bertanya, dan Manda dengan enteng menjawab ia memegang leher Anisa kemudian membalikkan tubuh Anisa.
Manda sempat panik, dan menelpon suaminya Safrudin yang sedang berjualan sate. Suaminya langsung pulang dan mendapati anaknya sudah terkulai dan dari mulut mengeluarkan darah. Safrudin langsung membawa anaknya ke rumah sakit Husada, tetapi nyawa Anisa tak lagi tertolong.
Ibu yang seharusnya menjadi tempat berlindung bagi anak-anaknya, menjadi tempat yang nyaman bagi anak-anaknya, menjadi tempat bersandar disaat sang anak mengalami kesulitan, tetapi Anisa anak yang malang, harus mati ditangan Ibunya sendiri. Untuk share di facebook, klik icon facebok tombol di bawah.
Share
0 comments:
Post a Comment